Minggu, 09 Agustus 2009

Penumpang Mandala Gugat Boeing

Musibah yang mematikan itu terjadi tahun 2005. Nyaris terlupakan. Namun, apa salahnya jika kali ini pembuat pesawat dan pemasok mesin Pratt and Whitney, Boeing dan UTC, digugat bertanggung jawab.


Sebanyak 77 ahli waris dan keluarga korban penumpang pesawat Mandala Airlines yang jatuh di Medan pada 5 September 2005 mengajukan gugatan ganti rugi materiel dan imateriel terhadap Boeing Company dan United Technologies Corporation. 

 Gugatan itu diajukan oleh Kantor Hukum Iman Sjahputra & Patners selaku kuasa hukum ahli waris korban ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, dan tercatat dengan No. 280/ PDT/2009/ PN. JKT. PST tertanggal 24 Juli 2009. 

Menurut Iman Sjahputra, penunjukan PN Jakarta Pusat sebagai sarana pencari keadilan mengacu pada ketentuan pasal 100 Reglement op de Rehtsvordering jo Pasal 118 Herziene Indonesisch Regelement jo Pasal 18 AB Algement Bepalingen van Wetgeving voor Indonesia. 

 “Ketentuan pasal perundangan itu masih kompeten sampai saat ini. Itu artinya, sebagai pengadilan istimewa, PN Jakpus berwenang mengadili perkara gugatan terhadap Boeing dan United Technologies Corporation [UTC],” ujarnya di Jakarta, Rabu (5/8) lalu. 

Sebelumnya, para ahli waris dan keluarga korban pernah menggugat Boeing dan UTC ke pengadilan AS. Namun hakim pengadilan United Stated District Court Northern District of Illinois, Jhon F. Grady, pada 25 November 2008 dalam putusannya menetapkan penolakan (stipulation of dismissal). 

Alasannya, yang berwenang mengambil putusan hukum atas gugatan itu adalah pengadilan Indonesia. Atas dasar itulah, para ahli waris mengajukan kembali gugatan ganti rugi terhadap Boeing dan UTC di pengadilan Indonesia, yaitu PN Jakarta Pusat. 

Kepada majelis hakim yang mengadili gugatan di PN Jakarta Pusat tersebut, para ahli waris dan keluarga korban menuntut ganti rugi materiel dan imateriel kepada Boeing dan UTC secara tanggung renteng. 

 Perincian ganti rugi itu adalah untuk 71 penumpang meninggal dunia masing-masing sebesar US$40.000 (materiel) dan US$2 juta (imateriel), tiga orang cacat fisik permanen senilai US$50.000 dan US$2 juta, serta tiga korban trauma senilai US$30.000 dan US$500.000.

Iman menambahkan, dalam gugatan disebutkan bahwa selaku pembuat pesawat dan pemasok mesin Pratt and Whitney, Boeing dan UTC harus bertanggung jawab penuh. Sedangkan, PN Jakarta Pusat akan memanggil pihak Boeing Company dan United Technologies Corporation (UTC) terkait dengan gugatan 77 ahli waris dan keluarga korban penumpang pesawat Mandala Airlines terhadap kedua perusahaan asal AS tersebut. 


Memanggil Boeing

 Hubungan Masyarakat (Humas) PN Jakpus Sugeng Riyono mengatakan, pihaknya akan memanggil Boeing dan UTC untuk menghadapi gugatan. "Karena sidangnya akan digelar di Indonesia [Jakarta], perwakilan dari mereka [Boeing dan UTC] perlu dihadirkan. Oleh karena itu, kami akan memanggil mereka," ujarnya di Jakarta, Kamis (6/8). 

Dia belum dapat mengungkapkan kapan surat pemanggilan akan dikirimkan. Namun yang pasti, berhubung Boeing dan UTC berdomisili di AS, maka proses pemanggilannya butuh waktu cukup lama, sekitar 3 bulan. “Kami kan harus mengirimkan surat pemanggilan melalui konsulat atau kedubes." Menurut Sugeng, Boeing dan UTC nanti menunjuk kuasa hukum dan mengirimkan perwakilan untuk mengikuti persidangan.  

Berikut daftar lengkap (manifest) penumpang Mandala Airlines yang jatuh setelah lepas landas dari Bandara Polonia, Medan, Sumut, Senin (5/9/2005), yang diterima dari perusahaan penerbangan itu.

Jamaliah, Rohana, Masih Dalimunte, Apda Harahap, Lukman Hakim, M. Said Ritonga, Toguria Simbolon, Gulo Talianjaro, Fira, Jeni, Thomas Tendean, Amir Ardinal, Saiban Hasan, I Wayan Kondo, Kartini, Liong Shui, Yuswanto, Marianto Toto, Malik Antarini.

 Lauren Sibarani, Suryani Helda, Freddy Ismail, Andi Asmara, Ani, Namcuk, Didik, Erlian Ivander, Noviandri Erik, Iskandar Hariyanto, Welman, Chuanti Teon, Monang Alfa, Bahari, Ferry Eksaputra, Pislam, Fitiryani, Maramos, Mariyati, Mio, Sabar, Setiawardi Bahari.

Maris Sirait, Rizal, Inah, Ranu Sudarto, Suwardi, Aliyah, Miftah, Anggelita Erizani, Partiati Sitorus, Miftah, Rusdi, Evan Sinaga, Feri Sinoriat, Aldi Pahhairan, Suwarni Bakar, Oloan Harahap, Siahaan, Silvia, Busli Tambunan, Asnawi, Hadijah Win Difa, Harfian, Heni.

 Hayat, Putra Namkaruna, Murtono, Rohimah, Widodo, Mauli, Huat Tek, Jef Johanes, Nur Hidayah, Sakdiah Siahaan, Weng Chun, Tien Chun, Hamzah Fuad, Layanto, Fahmi Nasution, Salamudin, Sihombing, Sri Sartika, Suryati, Suwarni, Muriyana Aida, Barosa, Hendra Laksono, Tobing.

Agus Shahputra, Andreas Barus, Pemto Panjaitan, Togar Panjaitan, Benjamin Tarigan, Jemry Tarigan, Kusumo Wilson, Sri Hartanti Arif, Faisal, Baihaki, Riza, Rohadi Sitepu, Ariyadi, Irwadi, Mariha, Rahmat Purba, Tengku Rizal Nurdin (Gubernur Sumut), Rosidah, Saiful, dan Raja Inal Siregar (mantan Gubernur Sumut).

 Selain itu lima awak Mandala Airlines yang juga menjadi korban adalah Pilot Askar Timur (34 tahun), Co-pilot Daufir Effendy (32 tahun), serta tiga pramugari yakni, Novy Maulana (21), Dewi Setiasih (25), dan Agnes Retnaning Lestari (31).

Novy beralamat di Jl. Penegak D No.250, Blok IV Perum. Rawalumbu Bekasi Timur, Agnes di Jl. Buyung Raya No.9 Kompk. Setneg Rawamangun, dan Dewi di Kompleks Bukit Indah D7/19, Ciputat, Tangerang. (8) simon leo siahaan



Pesawat Boeing Yang Jatuh

Kejadian
yang menimpa Boeing 737 ini kembali mengingatkan kita pada peristiwa 19 Desember 1997, ketika pesawat Boeing 737-300 milik maskapai penerbangan Silk Air dari Jakarta tujuan Singapura jatuh akibat kerusakan mesin di Sungai Musi, Palembang. Seluruh awak pesawat yang berjumlah 104 orang tewas.

Dua kecelakan pesawat Boeing di Indonesia pada tahun 2002.
Setelah Boeing 737-200 milik Lion Airlines jatuh saat take off di Pekanbaru, Boeing 737-300 milik Garuda Indonesia Airlines kembali jatuh di Sungai Bengawan Solo, Klaten, Jawa Tengah.

Perusahaan penerbangan nasional Aljazair mengatakan salah satu pesawatnya telah jatuh, menewaskan 102 orang yang berada di pesawat. Seorang selamat. Pesawat Boeing 737 Air Algeria itu jatuh tidak lama setelah tinggal landas dari kota Tamanrasset di Aljazair Selatan, di kaki pegunungan Hoggar Sahara. (07/03/2003).

Pada (03/01/2004), Sebuah pesawat terbang jet carteran jatuh di Laut Merah pagi hari ini, 148 orang di dalamnya, kebanyakan turis Prancis, semuanya dikhawatirkan tewas. Pesawat Boeing 737 itu, dalam keadaan cuaca terang , jatuh sesaat setelah lepas landas dari tempat peristirahatan Sharm el-Sheikh, di Mesir. 

Senin, 05/09/2005 - Pesawat Mandala Airlines jatuh di Medan berjenis Boeing 737-200 (bukan A-330). Pesawat yang bertolak menuju Jakarta dari Bandara Polonia, Medan itu berpenumpang 109 orang.

Minggu, 23 Oktober 2005 - Otoritas Nigeria memastikan, pesawat Boeing 737-200 milik Bellview Airlines berpenumpang 108 orang dan enam orang awak yang hilang dan jatuh di sebuah wilayah utara, 400 kilometer dari Lagos.

Pesawat Adam Air Boeing 737-400 mengalami nasib naas (KI 574 menghilang 1 Januari 2007 dalam penerbangan), jatuh dalam penerbangan dari Surabaya ke Manado. 

Sebuah pesawat penumpang jenis Boeing 737 jatuh di kota Perm, Rusia, Minggu (14/9/2008). Sebanyak 82 penumpang dan lima awak diperkirakan tewas. Pesawat yang terbang dari Moskwa dengan tujuan Perm tersebut dioperasikan maskapai Rusia Aeroflot.
 
Pesawat Boeing 737-800 milik Turki Airlines terhempas saat mendarat di Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda, Rabu (26 Pebruari 2009). Sembilan penumpang tewas, 50 lebih terluka, dan pesawat baru itu terbelah menjadi tiga bagian. (8) simon leo siahaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar