Jumat, 31 Juli 2009

Kematian David Makin Misterius

Sidang pengadilan koroner atas kematian David Hartanto Widjaja berlangsung Rabu 29 Juli 2009 di Singapura, berakhir dramatis. Hakim koroner menyatakan mahasiswa Indonesia itu bunuh diri.

Sontak keluarga Widjaya berteriak protes. Merekamenilai ada konspirasi untuk menutupi kejadian sebenarnya, bahwa David dibunuh, bukan bunuh diri.

Seperti dikutip dari laman harian Straits Times, Kamis 30 Juli 2009, rangkaian sidang koroner kasus David berlangsung selama 10 hari dengan menghadirkan 30 saksi. Hakim Victor Yeo, menanggapi setiap keberatan yang diajukan pihak keluarga terkait bagaimana mahasiswa 21 tahun tersebut tewas pada 2 Maret lalu di Nanyang Technological University (NTU). Perlu waktu dua jam bagi Yeo untuk membacakan keputusan.

Versi pengadilan, David menyerang Profesor Chan Kap Luk sebelum loncat hingga tewas. Hakim juga menyangkal ada permainan kotor alam investigasi kepolisian. Menurut pengadilan, David mengalami luka saat berkelahi dengan Chan, tetapi tidak fatal. Hakim menjelaskan, saksi mata mengatakan, dia melihat David seorang diri saja saat berada di jembatan. Dia juga melihat David jatuh. Rekaman video yang merekam sesaat sebelum David jatuh juga pernah diperlihatkan.

"Saksi tidak mengenal David, tidak tahu juga mengenai kejadian sebelum David jatuh, saat David dan Chan berada di kantor Chan. Tidak ada alasan bagi saksi-saksi tersebut untuk berbohong di pengadilan tentang apa yang mereka lihat dan dengar pada hari itu," kata hakim.

Catatan yang tersimpan do komputer David, bahwa dia sedang mengalami masalah studi, juga menguatkan dugaan pengadilan. Dengan luka tusukan di punggung Chan dan sidik jari di pisau adalah milik David, pengadilan menyebut kalau David adalah 'pelaku' dan Chan adalah 'korban'.

Keterangan hakim tidak membuat orang tua David, kakak, dan paman David yang hadir kemarin merasa lebih tenang dan puas. Selain keluarga Widjaya, teman-teman David dan pejabat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura juga hadir. Sidang dijaga sekitar 10 personel kepolisian yang berdiri di luar ruang sidang.

Tidak diam

Meski Pengadilan Koroner Singapura telah memutuskan bahwa David Hartanto Widjaja bunuh diri, namun pihak keluarga David tidak tinggal diam. Keluarga mahasiswa NTU asal Indonesia itu akan meneruskan proses hukum ke Pengadilan Tinggi (High Court) Singapura.

"Kami akan ajukan permohonan ke Supreme Court agar sidang koroner kembali digelar," kata OC Kaligis selaku pengacara keluarga David di Jakarta, Jumat 31 Juli 2009. Apakah ada bukti baru? "Saya tidak akan mengatakan. Bukti nanti akan dihadirkan dalam sidang," jawab Kaligis.

Kaligis berharap bukti yang selama ini ditutupi Singapura, yakni laptop dan ponsel milik David, dapat dikembalikan kepada keluarga. "Laptop dan ponsel itu punya kami. Orang membunuh kan bukan pakai laptop atau ponsel, tapi pakai pisau." Selain itu, Kaligis berharap dapat mewawancarai dosen David, Profesor Chan Kap Luk. Karena selama sidang, profesor banyak tidak tahu dan sering lupa.

Pemerintah melalui Departemen Luar Negeri diminta untuk membantu kasus tewasnya mahasiswa Indonesia di Singapura, David Hartanto Wijaya. Sejak kasus ini terjadi, pemerintah baik Deplu dan Presiden tidak terlibat aktif.

"Apa yang kami harapkan adalah peran aktif pemerintah. Walaupun tidak ada perjanjian ekstradisi dengan Singapura. Tapi ini terkait Hak Asasi Manusia yang menimpa anak bangsa," kata ketua tim advokasi kasus David, Christovito Wiloto bersama OC Kaligis, di Jakarta, Jumat, 31 Juli 2009.

Christov pun mencontohkan kepedulian negara lain kepada warga negaranya yang terkait kasus di negara lain. Seperti kasus narkoba yang menimpa warga Australia di Bali, Indonesia.

"Ada pula warga Filipina yang sedang bekerja di Singapura. Itu langsung ditangani Arroyo (Presiden Filipina)," kata Christov. Tim advokasi menduga ada konspirasi besar yang bukan hanya dilakukan oleh Nanyang Technology University (NTU), kampus David. Tapi, lebih dari itu.

Contohnya, "Keterlibatan polisi Singapura dalam menutupi kronologis dan bukti-bukti sampai ke Pengadilan. Pengadilan itu dianggap sandiwara. Karena banyak saksi-saksi yang terteken dan terkesan diarahkan," jelas dia.

Keluarga pun menyesali penolakan bukti-bukti yang diajuka. Malah, pengadilan justru menerima bukti yang diajukan pihak Profesor Chan Kap Luk. "Bukti itu yang membuat kasus ini diputuskan bahwa David dinyatakan bunuh diri.

David Hartanto Widjaja tewas terjatuh dari gedung pada 2 Maret 2009. Beberapa menit sebelumnya, mahasiswa 21 tahun itu terlihat lari keluar dari kantor dosen pembimbingnya, Chan, di tengah diskusi mereka terkait skripsi David.

Media massa Singapura lantas mengambarkan David sebagai mahasiswa yang nekat menusuk dosennya lantas bunuh diri. Media massa di sana juga memberitakan spekulasi bahwa David memutuskan bunuh diri gara-gara beasiswanya diputus.

Tentu saja, pemberitaan-pemberitaan tersebut ditolak keluarga. Keluarga justru berpendapat, David adalah korban dari tragedi ini. Kematian David semakin misterius karena disusul kematian dua staf peneliti asal China, Zhou Zheng dan Hu Kunlun. Ketiganya berasal dari Universitas, bahkan jurusan yang sama. (8) simon leo siahaan

Luka David adalah Luka Defensif

Pengadilan Koroner Singapura akhirnya memutuskan bahwa mahasiswa Universitas Teknologi Nanyang (NTU) asal Indonesia, David Hartanto Widjaja, dinyatakan bunuh diri. Pengacara keluarga David, OC Kaligis menyatakan kasus David penuh rekayasa.

"Pertama, saat orang tua dipanggil NTU, mayatnya langsung dibakar dan tidak boleh dikasih lihat wajahnya," kata Kaligis saat ditemui VIVAnews, Jumat 31 Juli 2009.

Kaligis juga menegaskan luka ada di tubuh David merupakan luka defensif. "Dibawa ke 10 dokter pun pasti akan sama, itu bukan luka bunuh diri," tegasnya.

Tapi, saat keluarga meminta bukti-bukti pengadilan dan ahli forensik, pengadilan tidak memberikan. "Jadi ini rekayasa luar biasa," tegasnya.

Keluarga David, tambahnya, telah meminta Pengadilan Singapura mengembalikan laptop dan telepon seluler milik David. Namun, permintaan ini pun senasib dengan dengan permintaan lain, kandas. "Bagaimana kita bisa melihat orang-orang yang terkait jika tidak membuka laptop dan ponsel?"

Kaligis menyatakan akan menempuh cara diplomatik untuk menuntaskan pengusutan kematian David itu. (8) simon leo siahaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar